Selasa, 08 Januari 2008

Menangani Perkelahian Pelajar

Konseling Dalam menangani Perlelahian Pelajar

Deskripsi Kasus

Fanny (nama samaran) adalah siswa kelas satu SMK X. Ia berasal dari keluarga yang cukup mapan dari segi ekonomi. Sebagai anak orang kaya, dia dapat membeli apapun sesuai keinginannya. Namun kedua orang tuanya jarang dirumah, karena keduanya merupakan pengusaha sukses. Saat di Rumah orangtuanya sering cekcok. Meskipun Fanny punya banyak uang tapi dia kurang perhatian. Orang tua yang seharusnya menjadi figur tuntunan tidak mampu memberikan kasih sayang dan juga perhatian yang dibutuhkan oleh seorang anak. Mungkin karena inilah perilaku fanny menjadi menyimpang. Di sekolah fanny sering berkelahi dengan temannya, hingga suatu ketika terjadi perkelahian yang sangat mencengangkan sekolah.
Peristiwa terjadi sekira pukul 13.00 WIB di depan Sekolah, dipicu perselisihan antara Yudhi dengan Fany, siswa sekolah yang sama. Awalnya, Fany yang bertubuh subur ditegur Yudhi, Agung, dan Ilham agar bersikap tidak sok jaguan. Teguran dari kakak kelasnya itu tidak diterima Fany sehingga saat itu nyaris terjadi baku hantam. Beruntung masih bisa dilerai oleh seorang guru SMK tersebut. Ketika bubar sekolah, Yudhi yang sedang berjalan tiba-tiba diserbu puluhan siswa dan diantara gerombolan pelajar yang melakukan penyerbuan, terlihat Fany.
Karena jumlah yang tidak seimbang, Yudhi terdesak bahkan bagian kepala dan muka terkena bacokan salah seorang siswa yang melakukan penyerbuan. Nyawa Yudhi berhasil diselamatkan oleh petugas satpam di sekolah tersebut. Namun pada saat bersamaan, muncul Agung dan Ilham. Fany menunjuk kedua orang tersebut dan spontan perhatian puluhan siswa penyerbu, mengejar Agung dan Ilham. Akibatnya, kedua pelajar ini babak belur, bahkan hidung Agung patah dipukul benda tumpul. Masalah tersebut sedang ditangani pihak sekolah dan diusahakan agar tidak sampai masuk ke tangan polisi, dengan tujuan tidak mencemarkan nama baik sekolah.

Penyeleseian Masalah Perkelahian

Latar belakang kasus
Dari Kasus tersebut dapat diketahui bahwa penyebab terjadi kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Fany kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Alasan sering berkelahi yaitu fany mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Fanny sangat membutuhkan pengakuan.
2. Faktor Keluarga
Kondisi keluarga Fany sangat berantakan meskipun dari segi ekonomi berlebih.
3. Faktor Sekolah
Suasana sekolah yang kurang mendukung, dengan kurangnya fasilitas, model pengajaran, dan juga peraturan yang diterapkan.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal fany hingga sekolah memang didominasi dengan kekerasan. Kondisi orang tua yang sering bertengkar, kehidupan sosial masyarakat sering terjadi perkelahian dan lain-lain.

Penyelesaian Kasus
Perkelahian antar pelajar yang mana dilihat dari perkelahian tersebut telah melebihi dari toleransi perbuatan seorang anak remaja, maka dari itu perlu diambil upaya-upaya untuk mencegah dan menanggulangi dari perkelahian antar pelajar tersebut agar akibat yang ditimbulan tidak lebih parah lagi, yang korbannya tidak hanya pelajar saja tetapi masyarakat sekitar. Sehingga BK sebagai lembaga konselor disekolah harus mampu menyeleseikan masalah tersebut.
Dalam menyelesaikan masalah ini BK melakukan langkah langkah sebagai berikut :
Untuk mendapatkan informasi tentang Fany BK meneliti tentang latar belakang fany baik dengan cara melihat hasil tes psikologi, datang langsung wawancara kerumah Fany, ataupun dengan survey mendalam terhadap lingkungannya.


Dalam penanganan masalah ini digunakan dua pendekatan konseling yaitu :

1. Konseling Emotif-Evolatif
Dengan mengetahui latar belakang Fany, Konseling emotif-evolatif digunakan untuk mengubah sistem nilai Fany dengan menggunakan teknik penyadaran antara yang benar dan salah seperti pemberian contoh, bermain peran dan pelepasan pikiran, perasaan yang tidak irrasional. Contohnya : pemberian contoh tentang orang sukses, pemberitahuan bahaya dari perkelahian, sehingga dia sadar akan perbuatannya.

2. Konseling Behavioritas
Konseling behavioritas digunakan untuk mengubah perilaku yang negatif dengan merubah akar-akar keyakinan Fany yang irasional/tak logis kontrak reinforcemen, sosial modeling dan relaksasi atau meditasi. Contohnya : Penyaluran bakat fany misalnya dengan mengikutkan fany kedalam ekstra kurikuler beladiri di Sekolah.
Disamping konseling Fany, konseling harus juga dilakukan terhadap lingkungan fany baik lingkungan rumah tangga/keluarga, lingkungan sekolah.
Penyelesaian masalah ini dapat diketahui dengan perubahan yang terjadi pada fanny dengan tidak melakukan perkelahian lagi. Fanny menyalurkan bakatnya melalui pendidikan ekstrakurikuler beladiri.

Tidak ada komentar: